Jumat, 13 Desember 2013

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR


PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR


Ahmad Jalil Afandi
Universitas Negeri Malang


ABSTRAK: Siswa SD masih belum bisa diajak berfikir secara mendalam tentang materi. Mereka memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan. Sehingga dalam penyampaian materi, dimulai dari hal yang umum kemudian menuju ke hal yang khusus. Mereka juga belajar dari hal-hal yang konkrit dan secara bertahap menuju ke arah yang abstrak. Hal tersebut yang mendasari adanya pembelajaran tematik. Untuk pembelajaran konkrit, media pembelajaran pun diperlukan. Salah satu media pembelajaran tersebut adalah diorama yang bisa memvisualisasikan suatu lingkungan dan isinya.

Kata kunci: pembelajaran tematik, kelas rendah, media          pembelajaran




         Kurikulum 2013 telah disahkan oleh pemerintah lewat Menteri Pendidikan Nasional dan dijalankan sepenuhnya pada tahun pelajaran 2014/ 2015. Salah satu kebijakan yang sangat krusial adalah penerapan pembelajaran model tematik di seluruh kelas sekolah dasar kecuali kelas empat dan enam. Hal tersebut berarti bahwa pembelajaran tematik yang dulunya hanya diterapkan di kelas rendah, pada kurikulum 2013 akan diterapkan di kelas tinggi. Padahal banyak keluhan dari guru kelas rendah yang menerapkan pembejaran tematik tersebut. Salah satu yang dikeluhkan adalah sulitnya media pembelajaran yang digunakan. Karena tidak semua sekolah dan lingkungannya sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Disamping itu banyak guru kelas di sekolah dasar tidak bisa membuat media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.


KARAKTERISTIK SISWA KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR
         Siswa kelas rendah adalah dimana siswa tersebut masih menduduki kelas satu sampai kelas tiga (Supandi, 1992: 44). Dalam rentang ini, siswa tersebut masih suka bermain dan lebih suka bergembira/riang (Basset, Jacka, dan Logan:1983). Hal tersebut terjadi karena siswa kelas rendah merupakan masa transisi dari masa Taman Kanak-kanak maupun PAUD. Mereka masih belum bisa diajak berfikir secara mendalam tentang materi. Dalam proses adaptasi terhadap materi, guru hendaknya menyampaikan materi dengan cara yang fun sehingga siswa tidak akan kagetmenerima materi yang disampaikan.
         Siswa kelas rendah memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu mempelajari konsep dari berbagai disiplin ilmu yang terpisah-pisah. Sehingga dalam penyampaian materi, dimulai dari hal yang umum kemudian menuju ke hal yang khusus. Guru tidak bisa memaksakan kehendak siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
         Karakteristik yang tidak kalah penting adalah mereka belajar dari hal-hal yang konkrit dan secara bertahap menuju kearah yang abstrak. Konkret mempunyai arti sesuatu yang dapat dilihat, diraba, dicium, dan didengar oleh panca indera. Siswa kelas rendah belum bisa untuk berpikir abstrak, mereka hanya memikirkan apa yang telah dilihatnya. Sehingga pembelajaran di kelas rendah sebaiknya menggunakan media pembelajaran supaya materi yang disampaikan oleh guru akan dipahami oleh siswa sepenuhnya.


PEMBELAJARAN TEMATIK
         Pendekatan tematik adalah pendekatan holistik, yang mengkombinasikan aspek epistemologi, sosial, psikologi, dan pendekatan pedagogik untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain pengetahuan (Udin Sa’ud dkk, 2006). Sedangkan dalam blog suaidinmath (2013) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengkombinasikan pendekatan holistik, aspek epistemologi, sosial, psikologi, dan pendekatan pedagogik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pengalaman bermakna disini dimaksudkan bahwa dengan pembelajaran tematik tersebut siswa bisa memahami materi yang disampaikan serta mampu mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari.
         Pembelajaran tematik mempunyai beberapa karakteristik, antara lain: (1) pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Dalam proses pembelajaran tematik siswa dituntut untuk aktif. Siswa dituntut untuk menemukan sendiri materi yang akan dipelajari. Tugas guru hanya sebagai fasilitator dan atau mengarahkan siswa; (2) pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Pengalaman langsung tersebut di dapat oleh siswa ketika mereka melihat secara langsung hal yang konkrit. Sehingga pemahaman mereka terbangun setelah mendapatkan pengalaman langsung tersebut; (3) pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Pemisahan yang tidak begitu jelas memungkinkan bahwa materi yang disampaikan mempunyai keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari; (4) penyajian konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan penyajian konsep tersebut diharapkan siswa mampu memahami materi secara utuh; (5) pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel), fleksibilitas tersebut dimungkinkan guru tidak terpaku kepada materi tetapi lebih kepada lingkungan sekitar.



MEDIA PEMBELAJARAN
         Media pembelajaran adalah salah satu aspek yang terpenting dalam proses pembelajaran. Kata media sendiri berasal dari kata medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dengan adanya pengertian tersebut media pembelajaran adalah sarana atau alat fisik yang digunakan oleh seseorang/guru untuk menyampaikan materi atau pengetahuan dalam proses belajar mengajar (Briggs, 1977). Hal tersebut selaras dengan pendapat Ibrahim dkk (2006) yang menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai pembelajaran tertentu. Dari deskripsi tentang pengertian media di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu atau alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi atau pesan dalam proses belajar sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar.
         Media pembelajaran tersebut diklasifikasikan oleh Rudy Brets sebagai berikut:
·       Media audio visual gerak, adalah perpaduan dari gambar yang bisa bergerak dan mengeluarkan suara, contohnya adalah film bersuara, televisi, animasi, film pada televisi, dan pita video.
·       Media audio visual diam, adalah perpaduan dari gambar yang diam dan bisa mengeluarkan suara, misalnya film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide.
·       Audio semi gerak, misalnya tulisan jauh bersuara.
·       Media visual bergerak, adalah media berupa gamabar yang bergerak tanpa adanya suara, misalnya film bisu.
·       Media visual diam, adalah media berupa gambar yang diam dan tanpa suara apapun, contohnya halaman cetak, photo, slide bisu.
·       Media audio, adalah media yang hanya mengeluarkan suara saja, misalnya radio, telepon, pita audio/kaset.
·       Media cetak, adalah media yang mengalami proses printing dan biasanya berupa buku, contohnya modul, buku ajar.
Berdasarkan deskripsi diatas dapat dipetakan lebih padat bahwa klasifikasi media pembelajaran yaitu: (1) media audio; (2) media visual; (3) media dua dimensi; (4) media tiga dimensi.
Sedangkan, Anderson (1997) memetakan klasifikasi media sebagai berikut:

Tabel 1.1: Klasifikasi Media
No.
Kelompok Media
Contoh Media
1.
Audio
·       Pita audio (rol atau kaset)
·       Piringan audio
·       Radio (rekaman siaran)
2.
Cetak
·       Buku teks terpogram
·       Buku pegangan/manual
·       Buku tugas
3.
Audio-Cetak
·       Buku latihan disertai kaset
·       Gambar/poster (dilengkapi audio/suara)
4.
Visual Diam
·       Film bingkai (slide)
·       Film rangkai (berisi pesan verbal)
5.
Visual Diam dengan Audio
·       Film bingkai (slide) bersuara
·       Film rangkai bersuara
6.
Visual Gerak
·       Film bisu dengan judul (caption)
7.
Visual Gerak dengan Audio
·       Film suara
·       Video/vcd/dvd
8.
Benda
·       Benda nyata
·       Benda tiruan (mock up)
9.
Komputer
·       Media berbasis komputer; CAI (Computer Assited Instructional) dan CMI (Computer Managed Instructional)

Dalam pendapatnya, Anderson menambahkan komputer dalam klasifikasi sendiri. Hal ini dikarenakan komputer mempunyai seperangkat yang sengaja disusun untuk menjalankan program tertentu. Sehingga program yang ada di dalam komputer merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu media.
         Dalam proses KBM, ada beberapa prosedur yang di lakukan untuk menentukan media pembelajaran yang digunakan. Prosedur tersebut dapat dilihat melalui bagan di bawah ini.

Gambar 1.1: Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran

         Pertama, mencermati materi pembelajaran pada satu mata pelajaran dalam satu semester sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Hal tersebut dianggap penting karena dengan proses mencermati tersebut akan diketahui apa yang akan disampaikan kepada siswa pada proses KBM. Kedua, memilih beberapa metode yang dianggap tepat digunakan dalam penyampaian materi tersebut. Pemilihan metode tersebut disesuaikan dengan sifat yang dimiliki oleh siswa, waktu yang tersedia untuk penyampaian materi tersebut dan layak tidaknya media yang digunakan. Ketiga, menentukan jenis dan bentuk media pembelajaran yang akan digunakan. Penentuan tersebut disesuaikan dengan kemampuan guru dalam menggunakan dan menjalankan media tersebut. Disamping itu, fasilitas belajar lainnya seperti buku paket, LKS, dan sebagainya juga menjadi faktor pendukung dalam penentuan jenis dan bentuk media tersebut.
         Dalam sumber lain menyatakan bahwa disamping deskripsi di atas ada beberapa kriteria, yaitu pertama, media yang digunakan bersifat praktis, luwes, dan bertahan. Media yang digunakan merupakan sesuatu yang mudah didapat dan ekonomis. Dengan demikian kreatifitas guru sangat diperlukan dalam membuat media. Media dengan biaya yang mahal belum bisa menjamin kualitasnya baik. Kedua, mutu teknis dari media yang akan digunakan. Media tersebut hendaknya memenuhi persyaratan tertentu supaya fungsinya dapat tersampaikan kepda siswa. Media sebagus apapun jika tidak ada informasi yang tersampaikan hanya membuang-buang waktu saja. Ketiga, pengelompokan terhadap sasaran yang melihat media tersebut. Media yang akan digunakan dalam kelas rendah dengan kelas tinggi otomatis berbeda. Sehingga perlu ditentukan terlebih dahulu kepada siapakah media tersebut ditampilkan atau disajikan.
        
        

MEDIA DIORAMA
         Diorama dapat dideskripsikan:
·       Suatu sajian pemandangan dalam ukuran kecil yang dilengkapi dengan patung-patung, dan penggambaran lingkungan sekitar seperti keadaan aslinya.
·       Pameran spesimen satwa atau suatu peristiwa bernilai sejarah dalam ukuran sesuai aslinya atau dibuat lebih kecil/terbatas yang dilengkapi dengan lingkungan alam sekitarnya.
·       Suatu kotak yang melukiskan suatu pemandangan dengan latar belakang yang dilukiskan di dinding atau ditata di sekitar objek sehingga menggambarkan suatu suasana yang sebenarnya.
Dari beberapa deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa diorama adalah suatu kotak yang di dalamnya berisi dengan tiruan pemandangan atau suatu benda yang lengkap dengan sesuatu yang berada di sekitarnya. Kesemuanya tersebut dibuat lebih kecil daripada keadaan aslinya. Diorama biasanya digunakan dalam menggambarkan kejadian dan atau suatu proses supaya yang melihatnya tertarik untuk memahami isi tersebut. Media ini kebanyakan digunakan dalam museum sejarah maupun binatang langka.
Karakteristik media ini adalah wujud dari pemandangan dan atau lingkungan serta isinya sama persis dengan bentuk kecilnya. Sehingga ketika sedang melihat lingkungan sawah misalnya, diorama harus memperhatikan detail pemandangan tersebut. Dalam pembuatannya, ada beberapa yang hendaknya diperhatikan yaitu tentang ukuran diorama yang disesuaikan dengan tempat yang digunakan serta siapa dan berapa banyak siswa yang akan melihatnya. Kemudian, bahan yang digunakan juga diperhatikan. Bahan yang digunakan tidak harus baru dan mahal, bahan bekas juga bisa digunakan dan akan menambah nilai plus pada diorama tersebut. Warna pun juga diperhatikan, tentunya warna yang digunakan disesuaikan dengan keadaan pemandangan dan atau lingkungan yang akan dibuat tiruannya.
Jenis diorama ada tiga, yaitu: pertama, diorama tertutup adalah diorama yang dibatasi oleh alas/dasar dengan dinding samping kanan, dinding belakang dan dinding samping kiri. Sedangkan bagian depannya dibatasi dengan kaca transparan/bening. Sehingga jenis diorama ini hanya bisa dilihat dari sisi depannya saja. Biasanya model tertutup ini digunakan di museum-museum seperti Monas Jakarta, Monumen Yogya Kembali, Museum Satwa di Batu. Dalam bentuk sederhana yang digunakan untuk tingkat sekolah dasar dapat dibentuk model pemandangan sawah dengan latar belakang gunung dan awan yang ditata di bidang dasar serta dibatasi dinding di samping kanan, kiri dan belakang. Seperti terlihat gambar di bawah ini.

5.jpg
Gambar 1.2: Rancangan Gambar Diorama Tertutup I

6.jpg
Gambar 1.3: Rancangan Gambar Diorama Tertutup II


Kedua, diorama lipat yang dibuat dari lembaran kertas yang dapat membentuk tiga dinding yang menyatu atau suatu sudut ruangan, dimana antara dinding/ruangan samping kanan dengan samping kiri bisa dilipat (dibuka dan atau ditutup) sesuai dengan penggunaannya. Jenis ini adalah model diorama yang paling terpraktis karena lipatan tersebut bisa dibawa dan disimpan dengan mudah. Disamping itu, diorama ini sangat sulit dan memerlukan kesabaran dalam membuatnya karena harus tepat ketika melekatkan pola di kertas dinding. Di bawah ini salah satu contoh diorama lipat dengan tema rumah dan lingkungannya.

4.jpg
Gambar 1.4: Rancangan Gambar Diorama Lipat


Ketiga adalah diorama terbuka adalah diorama yang tidak dilengkapi oleh dinding batas pandangan seperti halnya kedua jenis sebelumnya. Diorama jenis ini karakteristiknya hampir sama dengan maket yaitu suatu penggambaran suatu objek di atas bidang datar. Seperti terlihat di bawah ini.

3.jpg
Gambar 1.5: Rancangan Gambar Diorama Terbuka
PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH
         Dalam penggunaan media diorama, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tema yang akan disampaikan kepada siswa. Penentuan tema tersebut sejalan dengan rencana pelaksanaan pembelajarn yang dibuat guru sebelumnya. Setelah tema telah ditentukan, langkah kedua adalah membuat perencanaan pembuatan diorama terlebih dahulu. Mulai dari pemilihan dan pembelian bahan, warna, serta menentukan jenis diorama yang akan digunakan. Perencanaan ini bertujuan agar guru tidak kesulitan dalam proses pembuatan diorama tersebut. Selain itu, perencanaan bertujuan agar waktu yang digunakan akan efektif dan efisian.
         Setelah proses perencanaan selesai, langkah ketiga adalah proses pembuatan. Pembuatan diorama sangat memerlukan ketelatenan dan kreatifitas tinggi. Sehingga guru hendaknya mempunyai kedua hal tersebut. Jika tidak memungkinkan, bisa dialihkan kepada yang benar-benar ahli dalam pembuatan diorama. Dengan tetap pengawasaan guru, supaya tema yang dibuat sesuai dengan apa yang direncanakan dan diharapkan. Pengalihan tugas tersebut bertujuan agar hasilnya akan mendekati sempurna jika guru benar-benar tidak bisa membuatnya. Ketika diorama tersebut selesai dibuat, maka guru hendaknya melakukan simulasi terlebih dahulu seelum disampaikan kepada siswa. Dikhawatirkan terjadinya beberapa kekurangan yang bisa diantisipasi pada waktu simulasi. Supaya dalam proses pembelajaran tidak ada kendala yang terlalu besar.
         Setelah simulasi selesai dilakukan, langkah yang terakhir adalah proses pembelajaran dengan media diorama. Di langkah eksekusi ini ada tiga sesi, sesi yang pertama adalah sesi sebelum pembelajaran. Dalam sesi ini sebaiknya diorama tersebut ditutup dengan kain gelap. Hal ini bertujuan agar siswa menjadi penasaran terhadap diorama yang akan disampaikan. Tentunya tidak mengurangi dan merusak diorama tersebut. Kemudian sesi kedua yaitu sesi saat pembelajaran. Dalam sesi ini siswa dibagi beberapa kelompok, lalu setiap kelompok secara bergantian. Kemudian sesi ketiga adalah setelah pembelajaran, diorama dirapikan disimpan jika lain waktu diperlukan kembali.

KESIMPULAN
         Siswa kelas rendah SD memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan dan belajar dari hal-hal yang konkrit. Sehingga hal tersebut sesuai dengan pembelajaran tematik yang memadukan beberapa mata pelajaran. Fungsi media pembelajaran sebagai suatu visualisasi hal yang konkrit kepada siswa supaya materi yang disampaikan bisa dipahami. Salah satunya adalah media diorama yaitu media yang berupa tiruan pemandangan dan atau lingkungan dalam ukuran kecil.

DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT RajaGrafindo Persada.

Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. (Online),   (http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/), diakses 06 Desember 2013.

Lestari, Yulia. 2013. Karakteristik Anak SD Kelas Rendah. (Online), (http://lestarimap.blogspot.com/2013/05/karakteristik-anak-sd-kelas-rendah_8852.html), diakses 07 Desember 2013.
Purbarini K., Sekar. 2011.  Karakteristik Siswa Sd Kelas Rendah dan Pembelajarannya. (Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/KARAKTERISTIK%20DAN%20CARA%20BELAJAR%20SISWA%20SD%20KELAS%20RENDAH.pdf ), diakses 07 Desember 2013.
Suaidinmath. 2013. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PADA KURIKULUM 2013. (Online), (http://suaidinmath.wordpress.com/2013/09/03/pembelajaran-tematik-terpadu-pada-kurikulum-2013/), diakses 07 Desember 2013.
Sumanto. 2010. Media Pembelajaran di SD. Malang: PHK S1 PGSD-A FIP Universitas Negeri Malang.

Uukurniawati. 2013. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik. (Online), (http://uukurniawati.wordpress.com/2013/05/17/konsep-dasar-pembelajaran-tematik/), diakses 07 Desember 2013.





3 komentar:

  1. izin copy dan sangat bagus untuk kelas rendah semoga berkah

    BalasHapus
  2. Lucky Club Live Casino Review 2021 - Lucky Club Live Casino
    Lucky Club luckyclub Casino Review. Lucky Club Casino is owned by Direx N.V. and is operated by Direx N.V. and it is licensed in Malta.

    BalasHapus
  3. Betway Casino & Resort Tickets - JTH Hub
    Find Betway Casino & Resort venue concert and event schedules, venue information, directions, and seating charts.Jan 15, 2022Dancing with the Stars - Jan 21, 2022Jingle with the Stars - Jan 22, 2022Jingle with the Stars - Jan 23, 2022Jingle with the Stars - Jan 24, 2022Jingle with the Stars - Jan 25, 2022Jingle with the Stars - Jan 26, 안동 출장안마 2022Jingle with the Stars - Jan 27, 2022Jingle with the Stars 경주 출장마사지 - Jan 28, 2022Jingle with the Stars - Jan 28, 2022Jingle with the Stars - Jan 29, 2022Jingle with the Stars - 천안 출장마사지 Jan 30, 익산 출장마사지 2022Jingle with the Stars - Jan 1, 2022Jingle with the Stars - Jan 1, 2022Jingle with the Stars - Jan 1, 2022Jingle with the Stars 통영 출장샵 - Jan 1, 2022J

    BalasHapus